Macam-Macam Pola dalam Trading Cryptocurrency

Saya sudah membeli coin yang sudah jatuh jauh, tetapi kenapa pas di beli malah makin turun, dan ketika di jual malah naik haduhh..

Pernah mengalami hal seperti itu ? Sama saya juga waktu pertama trading cryptocurrency selalu salah langkah, alasan nya sederhana, pertama ikut-ikutan, kedua entri tapi gak tau pola.

Belajar pola sangat penting untuk melakukan trading crypto atupun saham, Walau tidak 100% tetap, tetapi kita lebih menggunakan pola dari pada entri tanpa pola sama sekali.

Pola trading berikut ini akan membawamu ke pengetahuan Finansial yang tidak akan diajarkan di sekolah.

Daftar Isi:
1. Head and Shoulders
2. Cup and Handle
3. Double Top
4. Double Bottom
5. Rising Wedge
6. Pola Ractangel
7. Descending Triangle 

Berikut ini adalah pola yang dapat kamu terapkan, sebelum melakukan entri/membeli suatu coin:

1. Head and Shoulders

Pola head-and-shoulders yang terkenal adalah pola pembalikan bearish yang memberi sinyal kepada pedagang bahwa ada perubahan tertentu dalam tren saat ini.

Diidentifikasi oleh tiga puncaknya (dengan puncak tertinggi sebagai "kepala" dan dua puncak lainnya mewakili "bahu") pola ini juga menampilkan "garis leher" atau "garis tren" yang ditarik di antara kedua bahu (di bagian atas bahu). puncaknya masing-masing) menunjukkan level dukungan utama yang harus Anda waspadai jika terjadi kerusakan.

Jika harga melewati di bawah neckline dan terus turun, kemungkinan Anda menatap pola head-and-shoulders menyelesaikan formasinya dan melawan tren bullish saat ini.

Umumnya, harga kemungkinan akan turun lebih jauh, setelah pola selesai.

Pola head-and-shoulders biasanya memberikan konfirmasi terkuat pada grafik 4 jam harian atau intraday karena kerangka waktu yang lebih kecil menawarkan sedikit keyakinan.


2. Cup and Handle

Pola cup-and-handle adalah tanda kelanjutan bullish yang diidentifikasi oleh cangkir "mangkuk" atau "setengah bulat" yang membentuk dasar pola dengan harga tertinggi yang relatif sama di kedua sisi tepinya.

Pegangannya harus menyerupai bendera banteng , di mana harga tampaknya menuju ke arah yang berlawanan dari tren saat ini. Ini biasanya diikuti oleh kelanjutan dan penembusan dari bagian bawah pegangan.

Sementara formasi pola cup-and-handle jarang terjadi, mereka paling baik diidentifikasi pada grafik harian karena.


3. Double Top

Pola double-top adalah salah satu pola charting yang paling dikenal dan umum digunakan pedagang untuk menentukan perubahan tren saat ini.

Pola terbentuk ketika harga mencoba untuk menguji level resistensi tertentu dan ditolak, kemudian beralih ke perdagangan menyamping sebentar sebelum mencoba reli lain ke level resistensi yang sama dimana ditolak untuk kedua kalinya, mengirim harga ke dalam resesi yang lebih dalam. .

Pola tersebut biasanya menunjukkan pembalikan tren saat ini selama periode yang jauh lebih lama di mana para pedagang dapat memperkirakan harga akan terus turun

Fungsi puncak ganda di sebagian besar kerangka waktu, bagaimanapun, mereka paling baik dilihat dan dikonfirmasi pada grafik harian atau mingguan serta grafik intraday yang lebih tinggi seperti empat atau delapan jam.


4. Double Bottom

Pola double bottom merupakan kebalikan dari pola double top dimana pola ini menyerupai dua palung yang terjadi setelah kenaikan harga.

Hasil dari pola ini memiliki kesimpulan yang berlawanan  yakni ketika terjadi pola double bottom maka tren akan mengalami kenaikan.

Double bottom terjadi karena harga menurun dan titik penurunan harga terbawa inilah yang dijadikan dasar dalam menentukan bentuk polanya.

Titik penurunan harga terbawahnya terjadi dua kali setelah sebelumnya mengalami kenaikan. Titik penurunan pertama dapat dijadikan support ketika titik penurunan kedua sedang terjadi.

Double bottom dibentuk mengikuti pola rounding bottom tunggal yang juga bisa menjadi tanda pertama dari potensi pembalikan.

Pola rounding bottom biasanya akan terjadi di akhir tren bearish yang berkepanjangan. Double bottom biasanya akan menunjukkan bullish reversal yang memberikan peluang bagi trader/investor untuk mendapatkan keuntungan dari rally bullish.


5. Rising Wedge

Rising Wedge adalah salam satu pattern dalam teknikal analisis dari Chart pattern yang memiliki bentuk segitiga mengerucut, hampir mirip dengan pennant pattern tetapi sedikit lebih panjang. 

Rising Wedge pattern mengindikasikan bahwa setelah kemunculannya harga akan berpotensi mengalami penurunan. 

Rising Wedge Pattern merupakan kategori chart pattern continuation dan reversal, maka dari itu Rising Wedge terbagi menjadi 2 jenis.
 

  • Rising Wedge Reversal
terbentuk ketika trend sedang bullish kemudian harga mengalami konsolidasi dan membentuk Rising Wedge, lalu trend harga akan berbalik arah menjadi bearish.


  • Rising Wedge – Continuation

Rising Wedge – Continuation terbentuk ketika trend harga dalam keadaan Bearish, kemudian mengalami konsolidasi dan terbentuk rising wedge lalu harga kembali turun melanjutkan trend sebelumnya.


6. Pola Rectangel


Pola rectangle atau empat persegi panjang adalah salah satu dari pola pergerakan harga yang mengisyaratkan penerusan arah trend (trend continuation). Meskipun tidak selalu meneruskan arah trend atau kadang bisa juga terjadi pembalikan trend (trend reversal), tetapi kasus trend continuation lebih sering terjadi sehingga kemungkinannya lebih besar.

Pola ini muncul ketika kondisi trend sedang kuat, dan pada suatu waktu pergerakan trend terhenti dan berkonsolidasi pada level resistance dan support tertentu yang membentuk pola rectangle.

Dalam hal ini sebagian besar buyer yang menyebabkan harga bergerak naik atau seller yang menyebabkan harga bergerak turun menutup posisi buy atau sell-nya untuk mengambil keuntungan. 

Namun demikian setelah beberapa waktu buyer atau seller tersebut masuk kembali dan trend pergerakan harga kembali berlanjut. Formasi pola rectangle ini mirip dengan pola Flag (Bendera), bedanya adalah pada periode konsolidasinya yang lebih panjang.

Ada 2 jenis pola rectangle yaitu bullish rectangle dan bearish rectangle. Pola rectangle yang terbentuk pada akhir uptrend dinamakan bullish rectangle, dan yang terbentuk pada akhir downtrend dinamakan bearish rectangle. Dalam prakteknya fase konsolidasi pada pola rectangle tidak harus berbentuk channel horisontal yang lurus, tetapi bisa agak miring atau membentuk sudut seperti gambar diatas.




7. Descending Triangle

Pola triangle bisa dideskripsikan sebagai pola trading horizontal. Pada permulaan pembentukannya, triangle berada pada posisi paling lebar. Kemudian range trading menyempit karena pasar bergerak sideways, dan disitulah titik-titik yang membentuk segitiga (triangle) terbentuk. Dalam chart, garis bawah pada segitiga mewakili support, sedangkan garis atas segitiga mewakili sisi overbought pasar, dimana investor akan menarik profit.

Ada tiga jenis pola triangle yang bisa terbentuk: ascending triangle, descending triangle, dan symmetrical triangle.




Belum ada Komentar untuk "Macam-Macam Pola dalam Trading Cryptocurrency"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel